Jumat, 17 Mei 2013

jamur

Jamur (Fungi)

Jamur telah dikenal dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.

 
A. Struktur tubuh 
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Gambar 1. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

B.      Pertumbuhan jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a.      Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b.        Parasit fakultatif  
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c.       Saprofit
Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamu saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehinggamudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada macam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.             

C.      Pertumbuhan dan Reproduksi jamur

Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
Berdasarkan struktur hifa dan penghasil spora, jamur dibagi menjadi beberapa divisi yaitu:

1. Divisi Zygomycota
Jamur yang tergolong zygomycota pada umumnya hidup di darat, tanah yang lembab, atau pada tumbuhan dan hewan yang sudah membusuk. Pada saat jamur ini masih muda, hifanya banyak bercabang namun tidak bersekat tetapi setelah dewasa hifanya menjadi bersekat. Jamur golongan ini dapat bereproduksi secara vegetatif maupun generatif. Reproduksi jamur secara vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel sedangkan secara generatif dengan cara gametangiogami dari dua hifa yang sesuai dengan menghasilkan zygospora. Beberapa contoh dari jamur zygomycota yaitu :
a.       Jamur Roti (Rhizopus Nigricans)
Jamur ini biasanya muncul pada roti yang teralu lama disimpan pada tempat yang lembab dan gelap. Jamur ini berwarna hitam dan sporangiumnya dapat menghasilkan 50.000 spora.
b.        Jamur Tempe (Rhizopus oryzae)
Jamur ini digunakan untuk membuat tempe. Hifanya tidak bersepta dan tidak berwarna. Hifa kapang terspesialisasi menjadi 3 bentuk, yaitu rhizoid, sporangiofor, dan sprorangium. Rhizoid merupakan bentuk hifa yang menyerupai akar. Sprorangiofor adalah hifa yang menyerupai batang. Sporangium adalah hifa pembentuk spora dan berbentuk bulat. Suhu pertumbuhan maksimum adalah 33-36°C dan suhu perturnbuhan optimum adalah 30°C. 


Gambar 2. Struktur Rhizopus sp
a.                   Pilobolus
Salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya. Di bawah ujung sporangiofor merupakan daerah yang peka terhadap cahaya.  Tangkai tersebut akan tumbuh ke arah cahaya matahari.  Ketika jamur telah matang, maka tekanan air di dalam tangkai menyebar sampai dengan ujung tangkai dan menyebabkan ujung tangkai meledak.  Saat itulah terjadi penyebaran spora dengan penembakan spora ke udara.
2.  Divisi Ascomycota
Jamur yang termasuk divisi ini umumnya hidup di dalam tanah (hipogean), di kotoran ternak (koprofil), ataupun parasit pada tumbuhan. Ada yang bersifat uniseluler atau multiseluler. Reproduksi jamur ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu vegetatif dan generatif. Secara vegetatif, jamur melakukan fragmentasi yaitu pemisahan sebagian cabang dari miselium yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru, tunas, dan membentuk spora berdinding tebal (kalmidospora). Sedangkan secara generatif, jamur menghasilkan spora yang dibentuk dalam askus. Askus-askus itu akan membentuk askokarp. Beberapa spesies yang termasuk divisi ascomycota :
a.                   Penicillium
Biasanya jamur ini hidup di daerah yang sejuk dan suka muncul pada bahan-bahan organik. Jamur ini biasanya berwarna hijau kebiruan dan merupakan salah satu penyebab kebusukkan pada makanan. Beberapa spesies yang terkenal adalah Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti untuk pembuatan keju, Penicillium notatum dan Penicillium chryzogenum sebagai penghasil antibiotik pinisilin
b.                   Saccharomyces
Merupakan organisme uniseluler dan tidak berklorofil yang dikelompokkan ke dalam Ascomycota karena reproduksi seksualnya terjadi dengan pembentukan Askus. Jamur ini dapat tumbuh baik pada suhu 30oC dan pH 4,8. Saccharomyces memiliki beberapa kelebihan terutama dalam proses fermentasi yaitu mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu yang tinggi, dan mempunyai sifat stabil dan cepat beradaptasi. Beberapa spesies yang terkenal antara lain Saccharomyces cerevisiae untuk membuat tape, Saccharomyces sake untuk membuat sake jepang dan Saccharomyces uvarum untuk pembuatan bir.
c.                   Aspergillus
Umumnya ditemukan pada daerah yang kaya akan oksigen karena aspergillus termasuk spesies aerob. Biasanya tumbuh pada makanan yang mengandung zat tepung seperti kentang dan roti serta pada tumbuhan. Beberapa spesies yang termasuk aspergillus yaitu :
·                     Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin
·                     Aspergillus fumigatus parasit paru-paru burung
·                     Aspergillus oryzae untuk membuat tape
·                     Aspergillus wentii untuk membuat kecap
·                     Aspergillus nidulans penyebab automikosis/penyakit telinga


Gambar 3. Struktur Aspergillus

3.    Divisi Basidiomycota
Jamur ini berukuran makroskopis sehingga bisa dilihat tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop. Memiliki miselium yang bersekat dan dibedakan menjadi dua, yaitu miselium primer dan miselium sekunder. Miselium primer memiliki sel berinti satu dan berasal dari perkembangan basidiospora sedangkan miselium sekunder memiliki sel berinti dua dan hasil konjugasi dari dua miselium primer atau persatuan dua basidiospora. Seperti jamur lainnya jamur ini dapat bereproduksi secara vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif, jamur membentuk tunas, dengan konidia ataupun fragmentasi miselium sedangkan secara generatif jamur memiliki bagian yang disebut basidium, basidium ini berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang akan menghasilkan spora yang disebut basidiospora. Spora tersebut akan menyebar ke berbagai tempat jika jatuh di tempat yang sesuai spora tersebut akan tumbuh dan membentuk jamur yang baru. Beberapa contoh spesies yang termasuk basidiomycota, yaitu :
·                   Volvariella volvacea jamur merang untuk dimakan
·                   Auricularia polytrica jamur kuping untuk dimakan
·                   Pleurotes jamur tiram untuk dimakan
·                   Ustilago vireus parasit pada padi
·                   Ustilago maydis parasit pada jagung
Gambar 4. Basidiomycota
4.    Divisi Deuteromycota
Jamur ini biasa disebut sebagai jamur tidak sempurna karena belum diketahui reproduksi seksualnya sehingga reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan cara fragmentasi atau dengan konidium. Beberapa contoh spesies yang termasuk deuteromycota antaranya :
·                     Helminthosprium oryzae parasit pada padi
·                     Sclerotium rolfsii parasit pada bawang merah
·                     Monila sitophila jamur oncom untuk dimakan
·                     Tinea versicolor jamur panu
·                     Epidermophyton floocossum jamur kulit parasit pada kaki

0 komentar:

Posting Komentar