Jumat, 31 Mei 2013
Jumat, 24 Mei 2013
makalah Ulva lactuca
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia
merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah baik flora
maupuan fauna, keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat, diantaranya dapat memenuhi kebutuhan manusia yang mengandung
protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Protein sebagai salah satu
sumber pembagun tubuh dapat berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani).
Dalam
mengetahui klasifikasi, taksonomi, kekerabatan dan asal-usul suatu makhluk
hidup diperlukan sistematika.Tumbuhan ganggang (Algae) merupakan tumbuhan talus
yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu
menempati habitat yang lembab atau basah. Tumbuhan talus ialah tumbuh tumbuhan
yang belum dapat dibedakan dalam tiga bagian utamanya, yang disebut akar,
batang dan daun. Tubuh yang berupa talus itu mempunyai struktur dan bentuk
dengan variasi yang sangat besar. Tumbuhan yang memiliki ciri utama berbentuk
talus dimasukkan ke dalam Divisi Thallophyta. Thallophyta dibagi menjadi 3 anak
divisi yaitu ganggang (algae), cendawan atau jamur (fungi), dan lumut kerak
(lichenes). Dari ketiga anak divisi tersebut yang paling sering ditemukan
adalah ganggang. Ganggang aau algae juga banyak dimanfaatkan oleh manusia
terutama yang hidup sebagai rumput laut dijadikan sebagai sumber makanan karena
banyak mengandung zat – zat yang baik bagi tubuh manusia.
Untuk
mempelajari Divisi Algae baik secara morfologi maupun habitat, perlu
diadakannya pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti.
Pentingnya dilakukan pengamatan Divisi algae adalah agar mahasiswa
mengetahui tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah dari Divisi Alga untuk diamati
bagian-bagian dan ciri-ciri khususnya kemudian digunakan sebagai acuan dalam
mengidentifikasi. Oleh karena itu, didalam makalah ini akan dibahas tentang
spesies Ulva lactuca mulai dari ciri – ciri, klasifikasi, dan manfaatnya bagi
manusia.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa karakteristik dari Ulva lactuca?
2. Bagaimana klasifikasi dari Ulva lactuca?
3. Apa manfaat Ulva lactuca bagi kehidupan sehari - hari?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik dari Ulva lactuca
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari Ulva lactuca
3. Untuk mengetahui manfaat Ulva lactuca bagi kehidupan sehari –
hari
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Ulva lactuca
Kelas Chloropyceae dibagi menjadi
beberapa bangsa salah satunya adalah bangsa Ulotrichales. Bangsa ini mempunyai
Sel yang mempunyai satu inti dan satu
kloroplas.Yang masih sederhana membentuk koloni berupa benang yang bercabang
atau tidak. Benang-benang itu selalu bertambah panjang karena sel-selnya
membelah melintang. Yang lebih tinggi tingkatannya mempunyai talus yang lebar
dan melekat pada suatu alas,dan talus itu telah mempunyai susunan seperti
jaringan parenkim. Ada pula yang talusnya berbentuk pipa atau pita. Dalam
bangsa ini termasuk antara lain suku Ulotrichaceae, contohnya adalah Ulva lactuca,
talus menyerupai daun selada, terdiri atas dua lapis sel yang membentuk
struktur seperti parenkim. Menurut (Verbruggen.2005) Ulva
lactuca merupakan tanaman makroalga dari devisio chlorophyta, Ulva
lactuca hampir menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, warnanya hijau, karena memiliki pigmen klorofil
jadi dia bisa berfotosintesis, helaian dan tepi bergelombang, . Perkembangbiakan
aseksual dengan membentuk Zoospora dengan empat
bulu cambuk, gamet sama besar, masing-masing dengan dua bulu cambuk. Ulva lactuca ini memiliki habitat di daerah pantai, air laut, air payau, dan karang, tubuhnya berbentuk talus,
talus yaitu suatu tumbuhan yang belum bisa diketahui secara jelas akar, batang
dan daunnya. Bentuk talus yang dimiliki oleh Ulva lactuca ini
yaitu lembaran atau helaian, dikarenakan memiliki bentuk talus seperti lembaran
atau helaian, talusnya mempunyai stuktur yang tipis seperti kertas serta
licin, tepian dari talusnya halus dan agak bergelombang, selain itu
spesies jenis ini juga memiliki tempat menempel pada batu karang atau
substrat sebagai tempat dia bertahan hidup , tempat mempel ini biasa
disebut dengan holdfast, pada bagian holdfast ini biasanya talus pada Ulva
lactuca ini mempunyai warna yang agak lebih gelap. Ulva lactuca memiliki
susunan tubuh berupa follaccus atau perlenlsmantis (filament yang pembelahan
sel vegetativenya tejadi lebih dari satu bidang).
Ulva bereproduksi secara seksual
dengan cara menghasilkan spora. Prosesnya cukup unik karena Ulva menghasilkan
tanaman haploid (berkromosom tunggal/n) dan diploid (berkromosom ganda/2n)
secara bergantian. Tanaman dewasa dengan gen diploid memproduksi spora haploid
melalui pembelahan meiosis. Spora tersebut selanjutnya akan tumbuh menjadi
tanaman dewasa jantan & betina yg masing-masing haploid. Kedua tanaman yang
berbeda kelamin tersebut pada masa reproduksinya akan melepas gamet haploid
kelaut & dalam prosesnya, kedua gamet tersebut akan bergabung membentuk
spora diploid. Spora diploid itu lalu menempel ke substrat yang keras dan
tumbuh menjadi tanaman diploid untuk kemudian mengulangi proses di atas ketika
mencapai kematangan seksual.
Ulva tersebar di
berbagai wilayah perairan dangkal di seluruh dunia, terutama di wilayah pantai
berbatu-batu. Mereka sejauh ini sudah ditemukan di Eropa, seluruh Benua
Amerika, Kepuluan Karibia, Afrika, kepulauan di Samudera Hindia, Asia timur
hingga selatan, Australia, dan Selandia Baru.
B. Klasifikasi Ulva
lactuca
Domain :Eukariotik
Kingdom :Plantae
Devisio :Thallophyta
Classis :Chlorophyceae
Ordo :Ulvales
Familia :Ulvaceae
Genus :Ulva
Spesies : Ulva Sp/Ulva lactuca
Deskripsi/karakteristik
Mempunyai talus berbentuk lembaran dengan lapisan 1-2 sel,dinding tediri dari selapis sel, nucleus tunggal dengan kloroplas berbentuk cawan, habitat di laut,talus menyerupai daun selada,terdiri atas 2 lapisan selyang berbentuk struktur seperti parenkim,zoospore dengan bulu cambuk,gamet sama besar masing- masing dengan 2 bulu cambuk, perkembangbiakan
-generatif : isogami.
Kingdom :Plantae
Devisio :Thallophyta
Classis :Chlorophyceae
Ordo :Ulvales
Familia :Ulvaceae
Genus :Ulva
Spesies : Ulva Sp/Ulva lactuca
Deskripsi/karakteristik
Mempunyai talus berbentuk lembaran dengan lapisan 1-2 sel,dinding tediri dari selapis sel, nucleus tunggal dengan kloroplas berbentuk cawan, habitat di laut,talus menyerupai daun selada,terdiri atas 2 lapisan selyang berbentuk struktur seperti parenkim,zoospore dengan bulu cambuk,gamet sama besar masing- masing dengan 2 bulu cambuk, perkembangbiakan
-generatif : isogami.
alga ini
berasal dari dari Divisi Chlorophyta. Setelah diamati dan dibandingkan dengan
literatur, kelompok kami menyimpulkan bahwa spesies ini merupakan alga hijau
dari kelas Chlorophyceae.Identifikasi ini berdasarkan ciri-ciri morfologi yang terdapat pada spesies, yaitu berwarna hijau, karena memiliki pigmen
klorofil didalamnya, bentuknya berupa lembaran-lembaran tipis, lembarannya
menyerupai selada, hidup berkoloni. Menurut kami Ulva Lactuca juga termasuk ordo Ulotrichales karena berdasarkan
kesamaan ciri dengan Ulotrichales yaitu, berwarna hijau karena pigmen
klorofilnya selain itu karena hidupnya ini berkoloni dan membentuk benang
interkalar, dan talusnya yang menyerupai daun berbentuk pipa/pita.
C. Manfaat Ulva
lactuca
Ulva oleh para ahli dianggap sebagai
sumber makanan yang sehat bagi manusia. Hal tersebut karena sebagai salah satu
anggota dari rumput laut, Ulva mengandung serat sehingga memakan Ulva
dalam jumlah besar membantu memperlancar pencernaan orang yg memakannya. Ulva
juga memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Hal tersebut merujuk pada
fakta bahwa Ulva yang dikeringkan mengandung 18,7% air, 14,9% protein, 0.04%
lemak, 50.6% gula tepung, dan 0.2% serat. Adapun vitamin dan mineral yang ada
dalam Ulva antara lain vitamin A (jumlahnya sama dengan yg terkandung dalam
kubis), vitamin B1, vitamin C, serta iodin (jumlahnya 31 ppm).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ulva lactuca merupakan tanaman makroalga dari devisio Chlorophyta, Ulva
lactuca termasuk dalam kelas Chloropyceae dan termasuk bangsa dari Ulotrichae.
Ulva lactuca ini memiliki habitat di daerah pantai, air laut, air
payau, dan karang, tubuhnya berbentuk talus, talus yaitu suatu tumbuhan yang
belum bisa diketahui secara jelas akar, batang dan daunnya. Bentuk talus
yang dimiliki oleh Ulva lactuca ini yaitu lembaran atau helaian,
dikarenakan memiliki bentuk talus seperti lembaran atau helaian, talusnya
mempunyai stuktur yang tipis seperti kertas serta licin, tepian dari
talusnya halus dan agak bergelombang, selain itu spesies jenis ini juga
memiliki tempat menempel pada batu karang atau substrat sebagai tempat
dia bertahan hidup. Berkembang biak dengan aseksual dan seksual. Aseksual
dengan pembentukan zoospora, seksual dengan isogami. Selain itu Ulva lactuca juga bermanfaat bagi
manusia salah satunya sebagai sumber makanan.
B.
Saran
1. Untuk mengidentifikasi Ulva lactuca dilakukan sebuah pengamatan
atau penelitian yang baik dan benar serta dibutuhkan teknik pencandraan yang
tepat.
2. Dibutuhkan kesabaran dan ketelitian
dalam menentukan dasar klasifikasi dari suatu spesies.
3. Untuk lebih memahami tentang Ulva lactuca, disarankan pembaca mencari
referensi lain yang berkaitan dengan materi makalah ini.
4. Setelah membaca makalah ini
diharapkan dapat menjaga kelestarian Ulva
lactuca.
Daftar Pustaka
Polunin,
Nicholas. 2004. Pengantar Geografi Tumbuhan. Yogyakarna: UGM Press
Loveless, A.R. 1989.Prinsip-prinsip
Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 2. Jakarta: PT Gramedia
Tjitrosoepomo,
Gembong.1989.Taksonomi
Tumbuhan.Yogyakarta:.Gadjah Mada University Press
MAKALAH
PENGAMATAN THALLOPHYTA MAKROSKOPIK Ulva
lactuca
KELOMPOK
3
1. Nova
Auliatul A.
2. Yeni
Wulandari
3. Witi
Asri S.
4. Ika
Ayu W.
5. Wuryanto
Rudi
IKIP PGRI SEMARANG
2012/2013
Jumat, 17 Mei 2013
Biodata
About Me
Nama : Nova Auliatul Anisah
NPM : 12320099
Kelas : 2D
email : aulianova46@gmail.com
Nama : Nova Auliatul Anisah
NPM : 12320099
Kelas : 2D
email : aulianova46@gmail.com
jamur
Jamur (Fungi)
Jamur telah dikenal dalam
kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu
disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi
tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh,
jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun
tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau
tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya
jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
A. Struktur tubuh
Struktur
tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya
khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan
yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi
tubuh buah.
Gambar 1. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun
dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan
sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula
hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik
dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti
dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit
biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ
penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan
substrat.
B. Pertumbuhan jamur
Semua
jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme
lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena
jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.
Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof,
jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a. Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan
inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang
yang cocok.
c. Saprofit
Merupakan
jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamu saprofit
menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang
dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit
mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehinggamudah
diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap
bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya
Cara
hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis
mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur
berhabitat pada macam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang
hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di
air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas
Oomycetes.
C. Pertumbuhan dan Reproduksi jamur
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan
aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora
jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi
adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur
memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual.
Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat
yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak
gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya
singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam
dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan
inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu
beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk
sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
Berdasarkan struktur hifa dan penghasil spora, jamur dibagi menjadi beberapa divisi yaitu:
1. Divisi Zygomycota
Jamur yang tergolong zygomycota pada umumnya hidup di
darat, tanah yang lembab, atau pada tumbuhan dan hewan yang sudah
membusuk. Pada saat jamur ini masih muda, hifanya banyak bercabang namun
tidak bersekat tetapi setelah dewasa hifanya menjadi bersekat. Jamur
golongan ini dapat bereproduksi secara vegetatif maupun generatif.
Reproduksi jamur secara vegetatif dengan cara membentuk spora tak
berflagel sedangkan secara generatif dengan cara gametangiogami dari dua
hifa yang sesuai dengan menghasilkan zygospora. Beberapa contoh dari
jamur zygomycota yaitu :
a. Jamur Roti (Rhizopus Nigricans)
Jamur ini biasanya muncul pada roti yang teralu lama disimpan pada tempat yang lembab dan gelap. Jamur ini berwarna hitam dan sporangiumnya dapat menghasilkan 50.000 spora.
b. Jamur Tempe (Rhizopus oryzae)
Jamur
ini digunakan untuk membuat tempe. Hifanya tidak bersepta dan tidak
berwarna. Hifa kapang terspesialisasi menjadi 3 bentuk, yaitu rhizoid,
sporangiofor, dan sprorangium. Rhizoid merupakan bentuk hifa yang
menyerupai akar. Sprorangiofor adalah hifa yang menyerupai batang.
Sporangium adalah hifa pembentuk spora dan berbentuk bulat. Suhu
pertumbuhan maksimum adalah 33-36°C dan suhu perturnbuhan optimum adalah
30°C.
Gambar 2. Struktur Rhizopus sp
a. Pilobolus
Salah
satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah
terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan
cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya. Di
bawah ujung sporangiofor merupakan daerah yang peka terhadap cahaya.
Tangkai tersebut akan tumbuh ke arah cahaya matahari. Ketika jamur
telah matang, maka tekanan air di dalam tangkai menyebar sampai dengan
ujung tangkai dan menyebabkan ujung tangkai meledak. Saat itulah
terjadi penyebaran spora dengan penembakan spora ke udara.
2. Divisi Ascomycota
Jamur yang termasuk divisi ini umumnya hidup di dalam
tanah (hipogean), di kotoran ternak (koprofil), ataupun parasit pada
tumbuhan. Ada yang bersifat uniseluler atau multiseluler. Reproduksi
jamur ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu vegetatif dan generatif.
Secara vegetatif, jamur melakukan fragmentasi yaitu pemisahan sebagian
cabang dari miselium yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru,
tunas, dan membentuk spora berdinding tebal (kalmidospora). Sedangkan
secara generatif, jamur menghasilkan spora yang dibentuk dalam askus.
Askus-askus itu akan membentuk askokarp. Beberapa spesies yang termasuk
divisi ascomycota :
a. Penicillium
Biasanya
jamur ini hidup di daerah yang sejuk dan suka muncul pada bahan-bahan
organik. Jamur ini biasanya berwarna hijau kebiruan dan merupakan salah
satu penyebab kebusukkan pada makanan. Beberapa spesies yang terkenal
adalah Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti untuk pembuatan keju, Penicillium notatum dan Penicillium chryzogenum sebagai penghasil antibiotik pinisilin
b. Saccharomyces
Merupakan
organisme uniseluler dan tidak berklorofil yang dikelompokkan ke dalam
Ascomycota karena reproduksi seksualnya terjadi dengan pembentukan
Askus. Jamur ini dapat tumbuh baik pada suhu 30oC dan pH 4,8.
Saccharomyces memiliki beberapa kelebihan terutama dalam proses
fermentasi yaitu mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan
terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu yang tinggi, dan
mempunyai sifat stabil dan cepat beradaptasi. Beberapa spesies yang
terkenal antara lain Saccharomyces cerevisiae untuk membuat tape, Saccharomyces sake untuk membuat sake jepang dan Saccharomyces uvarum untuk pembuatan bir.
c. Aspergillus
Umumnya
ditemukan pada daerah yang kaya akan oksigen karena aspergillus
termasuk spesies aerob. Biasanya tumbuh pada makanan yang mengandung zat
tepung seperti kentang dan roti serta pada tumbuhan. Beberapa spesies
yang termasuk aspergillus yaitu :
· Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin
· Aspergillus fumigatus parasit paru-paru burung
· Aspergillus oryzae untuk membuat tape
· Aspergillus wentii untuk membuat kecap
· Aspergillus nidulans penyebab automikosis/penyakit telinga
Gambar 3. Struktur Aspergillus
3. Divisi Basidiomycota
Jamur ini berukuran makroskopis sehingga bisa dilihat
tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop. Memiliki miselium yang
bersekat dan dibedakan menjadi dua, yaitu miselium primer dan miselium
sekunder. Miselium primer memiliki sel berinti satu dan berasal dari
perkembangan basidiospora sedangkan miselium sekunder memiliki sel
berinti dua dan hasil konjugasi dari dua miselium primer atau persatuan
dua basidiospora. Seperti jamur lainnya jamur ini dapat bereproduksi
secara vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif, jamur membentuk
tunas, dengan konidia ataupun fragmentasi miselium sedangkan secara
generatif jamur memiliki bagian yang disebut basidium, basidium ini
berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang akan menghasilkan
spora yang disebut basidiospora. Spora tersebut akan menyebar ke
berbagai tempat jika jatuh di tempat yang sesuai spora tersebut akan
tumbuh dan membentuk jamur yang baru. Beberapa contoh spesies yang
termasuk basidiomycota, yaitu :
· Volvariella volvacea jamur merang untuk dimakan
· Auricularia polytrica jamur kuping untuk dimakan
· Pleurotes jamur tiram untuk dimakan
· Ustilago vireus parasit pada padi
· Ustilago maydis parasit pada jagung
Gambar 4. Basidiomycota
4. Divisi Deuteromycota
Jamur ini biasa disebut sebagai jamur tidak sempurna
karena belum diketahui reproduksi seksualnya sehingga reproduksinya
dilakukan secara aseksual dengan cara fragmentasi atau dengan konidium.
Beberapa contoh spesies yang termasuk deuteromycota antaranya :
· Helminthosprium oryzae parasit pada padi
· Sclerotium rolfsii parasit pada bawang merah
· Monila sitophila jamur oncom untuk dimakan
· Tinea versicolor jamur panu
· Epidermophyton floocossum jamur kulit parasit pada kaki
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengenai Saya
efek
- See more at: http://blog-rangga.blogspot.com/2012/02/cara-pasang-gambar-animasi-di-pojok.html#sthash.i65umPU9.dpuf