Jumat, 24 Mei 2013

makalah Ulva lactuca


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah baik flora maupuan fauna, keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat  bagi masyarakat, diantaranya dapat memenuhi kebutuhan manusia yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Protein sebagai salah satu sumber pembagun tubuh dapat berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani).
Dalam mengetahui klasifikasi, taksonomi, kekerabatan dan asal-usul suatu makhluk hidup diperlukan sistematika.Tumbuhan ganggang (Algae) merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab atau basah. Tumbuhan talus ialah tumbuh tumbuhan yang belum dapat dibedakan dalam tiga bagian utamanya, yang disebut akar, batang dan daun. Tubuh yang berupa talus itu mempunyai struktur dan bentuk dengan variasi yang sangat besar. Tumbuhan yang memiliki ciri utama berbentuk talus dimasukkan ke dalam Divisi Thallophyta. Thallophyta dibagi menjadi 3 anak divisi yaitu ganggang (algae), cendawan atau jamur (fungi), dan lumut kerak (lichenes). Dari ketiga anak divisi tersebut yang paling sering ditemukan adalah ganggang. Ganggang aau algae juga banyak dimanfaatkan oleh manusia terutama yang hidup sebagai rumput laut dijadikan sebagai sumber makanan karena banyak mengandung zat – zat yang baik bagi tubuh manusia.
Untuk mempelajari Divisi Algae baik secara morfologi maupun habitat, perlu diadakannya pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti. Pentingnya dilakukan pengamatan Divisi algae adalah agar mahasiswa  mengetahui tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah dari Divisi Alga untuk diamati bagian-bagian dan ciri-ciri khususnya kemudian digunakan sebagai acuan dalam mengidentifikasi. Oleh karena itu, didalam makalah ini akan dibahas tentang spesies Ulva lactuca mulai dari ciri – ciri, klasifikasi, dan manfaatnya bagi manusia.           
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa karakteristik dari Ulva lactuca?
2.      Bagaimana klasifikasi dari Ulva lactuca?
3.      Apa manfaat Ulva lactuca bagi kehidupan sehari - hari?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui karakteristik dari Ulva lactuca
2.      Untuk mengetahui klasifikasi dari Ulva lactuca
3.      Untuk mengetahui manfaat Ulva lactuca bagi kehidupan sehari – hari

















BAB II
PEMBAHASAN

A.   Karakteristik Ulva lactuca
Kelas Chloropyceae dibagi menjadi beberapa bangsa salah satunya adalah bangsa Ulotrichales. Bangsa ini mempunyai Sel  yang mempunyai satu inti dan satu kloroplas.Yang masih sederhana membentuk koloni berupa benang yang bercabang atau tidak. Benang-benang itu selalu bertambah panjang karena sel-selnya membelah melintang. Yang lebih tinggi tingkatannya mempunyai talus yang lebar dan melekat pada suatu alas,dan talus itu telah mempunyai susunan seperti jaringan parenkim. Ada pula yang talusnya berbentuk pipa atau pita. Dalam bangsa ini termasuk antara lain suku  Ulotrichaceae, contohnya adalah Ulva lactuca, talus menyerupai daun selada, terdiri atas dua lapis sel yang membentuk struktur seperti parenkim. Menurut (Verbruggen.2005) Ulva lactuca merupakan tanaman makroalga dari devisio chlorophyta, Ulva lactuca hampir menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, warnanya hijau, karena memiliki pigmen klorofil jadi dia bisa berfotosintesis, helaian dan tepi bergelombang, .  Perkembangbiakan aseksual dengan membentuk Zoospora dengan empat bulu cambuk, gamet sama besar, masing-masing dengan dua bulu cambuk. Ulva lactuca  ini memiliki habitat di daerah pantai, air laut, air payau, dan karang, tubuhnya berbentuk talus, talus yaitu suatu tumbuhan yang belum bisa diketahui secara jelas akar, batang dan daunnya.  Bentuk talus yang dimiliki oleh Ulva lactuca ini yaitu lembaran atau helaian, dikarenakan memiliki bentuk talus seperti lembaran atau helaian, talusnya mempunyai stuktur yang tipis seperti kertas serta licin,  tepian dari talusnya halus dan agak bergelombang,  selain itu spesies jenis ini juga memiliki tempat menempel pada batu karang atau substrat  sebagai tempat dia bertahan hidup , tempat mempel ini biasa disebut dengan holdfast, pada bagian holdfast ini biasanya talus pada Ulva lactuca ini mempunyai warna yang agak lebih gelap. Ulva lactuca  memiliki susunan tubuh berupa follaccus atau perlenlsmantis (filament yang pembelahan sel vegetativenya tejadi lebih dari satu bidang).
Ulva bereproduksi secara seksual dengan cara menghasilkan spora. Prosesnya cukup unik karena Ulva menghasilkan tanaman haploid (berkromosom tunggal/n) dan diploid (berkromosom ganda/2n) secara bergantian. Tanaman dewasa dengan gen diploid memproduksi spora haploid melalui pembelahan meiosis. Spora tersebut selanjutnya akan tumbuh menjadi tanaman dewasa jantan & betina yg masing-masing haploid. Kedua tanaman yang berbeda kelamin tersebut pada masa reproduksinya akan melepas gamet haploid kelaut & dalam prosesnya, kedua gamet tersebut akan bergabung membentuk spora diploid. Spora diploid itu lalu menempel ke substrat yang keras dan tumbuh menjadi tanaman diploid untuk kemudian mengulangi proses di atas ketika mencapai kematangan seksual.
Ulva tersebar di berbagai wilayah perairan dangkal di seluruh dunia, terutama di wilayah pantai berbatu-batu. Mereka sejauh ini sudah ditemukan di Eropa, seluruh Benua Amerika, Kepuluan Karibia, Afrika, kepulauan di Samudera Hindia, Asia timur hingga selatan, Australia, dan Selandia Baru.










B.   Klasifikasi Ulva lactuca
ulva lactuca
Domain            :Eukariotik
Kingdom         :Plantae
Devisio            :Thallophyta
Classis             :Chlorophyceae
Ordo                :Ulvales
Familia :Ulvaceae
Genus              :Ulva
Spesies             : Ulva Sp/Ulva lactuca
Deskripsi/karakteristik
Mempunyai talus berbentuk lembaran dengan lapisan 1-2 sel,dinding tediri dari selapis sel, nucleus tunggal dengan kloroplas berbentuk cawan, habitat di laut,talus menyerupai daun selada,terdiri atas 2 lapisan selyang berbentuk struktur seperti parenkim,zoospore dengan bulu cambuk,gamet sama besar masing- masing dengan 2 bulu cambuk, perkembangbiakan
-generatif : isogami.
alga ini berasal dari dari Divisi Chlorophyta. Setelah diamati dan dibandingkan dengan literatur, kelompok kami menyimpulkan bahwa spesies ini merupakan alga hijau dari kelas Chlorophyceae.Identifikasi ini berdasarkan ciri-ciri morfologi yang terdapat pada spesies, yaitu berwarna hijau, karena memiliki pigmen klorofil didalamnya, bentuknya berupa lembaran-lembaran tipis, lembarannya menyerupai selada, hidup berkoloni. Menurut kami Ulva Lactuca juga termasuk ordo Ulotrichales karena berdasarkan kesamaan ciri dengan Ulotrichales yaitu, berwarna hijau karena pigmen klorofilnya selain itu karena hidupnya ini berkoloni dan membentuk benang interkalar, dan talusnya yang menyerupai daun berbentuk pipa/pita.

C.   Manfaat Ulva lactuca
Ulva oleh para ahli dianggap sebagai sumber makanan yang sehat bagi manusia. Hal tersebut karena sebagai salah satu anggota dari rumput laut, Ulva mengandung serat sehingga memakan Ulva dalam jumlah besar membantu memperlancar pencernaan orang yg memakannya. Ulva juga memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Hal tersebut merujuk pada fakta bahwa Ulva yang dikeringkan mengandung 18,7% air, 14,9% protein, 0.04% lemak, 50.6% gula tepung, dan 0.2% serat. Adapun vitamin dan mineral yang ada dalam Ulva antara lain vitamin A (jumlahnya sama dengan yg terkandung dalam kubis), vitamin B1, vitamin C, serta iodin (jumlahnya 31 ppm).
















BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Ulva lactuca merupakan tanaman makroalga dari devisio Chlorophyta, Ulva lactuca termasuk dalam kelas Chloropyceae dan termasuk bangsa dari Ulotrichae. Ulva lactuca  ini memiliki habitat di daerah pantai, air laut, air payau, dan karang, tubuhnya berbentuk talus, talus yaitu suatu tumbuhan yang belum bisa diketahui secara jelas akar, batang dan daunnya.  Bentuk talus yang dimiliki oleh Ulva lactuca ini yaitu lembaran atau helaian, dikarenakan memiliki bentuk talus seperti lembaran atau helaian, talusnya mempunyai stuktur yang tipis seperti kertas serta licin,  tepian dari talusnya halus dan agak bergelombang,  selain itu spesies jenis ini juga memiliki tempat menempel pada batu karang atau substrat  sebagai tempat dia bertahan hidup. Berkembang biak dengan aseksual dan seksual. Aseksual dengan pembentukan zoospora, seksual dengan isogami. Selain itu Ulva lactuca juga bermanfaat bagi manusia salah satunya sebagai sumber makanan.
B.   Saran
1.     Untuk mengidentifikasi Ulva lactuca dilakukan sebuah pengamatan atau penelitian yang baik dan benar serta dibutuhkan teknik pencandraan yang tepat.
2.     Dibutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam menentukan dasar klasifikasi dari suatu spesies.
3.     Untuk lebih memahami tentang Ulva lactuca, disarankan pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi makalah ini.
4.     Setelah membaca makalah ini diharapkan dapat menjaga kelestarian Ulva lactuca.






Daftar Pustaka

                                                                         
Polunin, Nicholas. 2004. Pengantar Geografi Tumbuhan. Yogyakarna: UGM Press
Loveless, A.R. 1989.Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 2. Jakarta: PT Gramedia
Tjitrosoepomo, Gembong.1989.Taksonomi Tumbuhan.Yogyakarta:.Gadjah Mada University Press













MAKALAH PENGAMATAN THALLOPHYTA MAKROSKOPIK Ulva lactuca

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHBo02OGY8tNFrHt1Z5NIxZK4ZBVPA2nt-cH2MHdjSWxSxLyDrgLkNDdS4TIustItK4gUdP70Qk638sPOqEbQU10yY4LONAUY2DNID_RHygYA83NZ23WGeq45SkpRDUdWnYmkNyUpNk64U/s400/IKIP+WARNA.jpg
KELOMPOK 3
1.     Nova Auliatul A.     
2.     Yeni Wulandari                 
3.     Witi Asri  S.             
4.     Ika Ayu W.              
5.     Wuryanto Rudi                  

IKIP PGRI SEMARANG
2012/2013

Jumat, 17 Mei 2013

Biodata

About Me
Nama : Nova Auliatul Anisah
NPM : 12320099
Kelas : 2D
email : aulianova46@gmail.com

jamur

Jamur (Fungi)

Jamur telah dikenal dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.

 
A. Struktur tubuh 
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Gambar 1. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

B.      Pertumbuhan jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a.      Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b.        Parasit fakultatif  
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c.       Saprofit
Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamu saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehinggamudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada macam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.             

C.      Pertumbuhan dan Reproduksi jamur

Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
Berdasarkan struktur hifa dan penghasil spora, jamur dibagi menjadi beberapa divisi yaitu:

1. Divisi Zygomycota
Jamur yang tergolong zygomycota pada umumnya hidup di darat, tanah yang lembab, atau pada tumbuhan dan hewan yang sudah membusuk. Pada saat jamur ini masih muda, hifanya banyak bercabang namun tidak bersekat tetapi setelah dewasa hifanya menjadi bersekat. Jamur golongan ini dapat bereproduksi secara vegetatif maupun generatif. Reproduksi jamur secara vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel sedangkan secara generatif dengan cara gametangiogami dari dua hifa yang sesuai dengan menghasilkan zygospora. Beberapa contoh dari jamur zygomycota yaitu :
a.       Jamur Roti (Rhizopus Nigricans)
Jamur ini biasanya muncul pada roti yang teralu lama disimpan pada tempat yang lembab dan gelap. Jamur ini berwarna hitam dan sporangiumnya dapat menghasilkan 50.000 spora.
b.        Jamur Tempe (Rhizopus oryzae)
Jamur ini digunakan untuk membuat tempe. Hifanya tidak bersepta dan tidak berwarna. Hifa kapang terspesialisasi menjadi 3 bentuk, yaitu rhizoid, sporangiofor, dan sprorangium. Rhizoid merupakan bentuk hifa yang menyerupai akar. Sprorangiofor adalah hifa yang menyerupai batang. Sporangium adalah hifa pembentuk spora dan berbentuk bulat. Suhu pertumbuhan maksimum adalah 33-36°C dan suhu perturnbuhan optimum adalah 30°C. 


Gambar 2. Struktur Rhizopus sp
a.                   Pilobolus
Salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya. Di bawah ujung sporangiofor merupakan daerah yang peka terhadap cahaya.  Tangkai tersebut akan tumbuh ke arah cahaya matahari.  Ketika jamur telah matang, maka tekanan air di dalam tangkai menyebar sampai dengan ujung tangkai dan menyebabkan ujung tangkai meledak.  Saat itulah terjadi penyebaran spora dengan penembakan spora ke udara.
2.  Divisi Ascomycota
Jamur yang termasuk divisi ini umumnya hidup di dalam tanah (hipogean), di kotoran ternak (koprofil), ataupun parasit pada tumbuhan. Ada yang bersifat uniseluler atau multiseluler. Reproduksi jamur ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu vegetatif dan generatif. Secara vegetatif, jamur melakukan fragmentasi yaitu pemisahan sebagian cabang dari miselium yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru, tunas, dan membentuk spora berdinding tebal (kalmidospora). Sedangkan secara generatif, jamur menghasilkan spora yang dibentuk dalam askus. Askus-askus itu akan membentuk askokarp. Beberapa spesies yang termasuk divisi ascomycota :
a.                   Penicillium
Biasanya jamur ini hidup di daerah yang sejuk dan suka muncul pada bahan-bahan organik. Jamur ini biasanya berwarna hijau kebiruan dan merupakan salah satu penyebab kebusukkan pada makanan. Beberapa spesies yang terkenal adalah Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti untuk pembuatan keju, Penicillium notatum dan Penicillium chryzogenum sebagai penghasil antibiotik pinisilin
b.                   Saccharomyces
Merupakan organisme uniseluler dan tidak berklorofil yang dikelompokkan ke dalam Ascomycota karena reproduksi seksualnya terjadi dengan pembentukan Askus. Jamur ini dapat tumbuh baik pada suhu 30oC dan pH 4,8. Saccharomyces memiliki beberapa kelebihan terutama dalam proses fermentasi yaitu mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu yang tinggi, dan mempunyai sifat stabil dan cepat beradaptasi. Beberapa spesies yang terkenal antara lain Saccharomyces cerevisiae untuk membuat tape, Saccharomyces sake untuk membuat sake jepang dan Saccharomyces uvarum untuk pembuatan bir.
c.                   Aspergillus
Umumnya ditemukan pada daerah yang kaya akan oksigen karena aspergillus termasuk spesies aerob. Biasanya tumbuh pada makanan yang mengandung zat tepung seperti kentang dan roti serta pada tumbuhan. Beberapa spesies yang termasuk aspergillus yaitu :
·                     Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin
·                     Aspergillus fumigatus parasit paru-paru burung
·                     Aspergillus oryzae untuk membuat tape
·                     Aspergillus wentii untuk membuat kecap
·                     Aspergillus nidulans penyebab automikosis/penyakit telinga


Gambar 3. Struktur Aspergillus

3.    Divisi Basidiomycota
Jamur ini berukuran makroskopis sehingga bisa dilihat tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop. Memiliki miselium yang bersekat dan dibedakan menjadi dua, yaitu miselium primer dan miselium sekunder. Miselium primer memiliki sel berinti satu dan berasal dari perkembangan basidiospora sedangkan miselium sekunder memiliki sel berinti dua dan hasil konjugasi dari dua miselium primer atau persatuan dua basidiospora. Seperti jamur lainnya jamur ini dapat bereproduksi secara vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif, jamur membentuk tunas, dengan konidia ataupun fragmentasi miselium sedangkan secara generatif jamur memiliki bagian yang disebut basidium, basidium ini berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang akan menghasilkan spora yang disebut basidiospora. Spora tersebut akan menyebar ke berbagai tempat jika jatuh di tempat yang sesuai spora tersebut akan tumbuh dan membentuk jamur yang baru. Beberapa contoh spesies yang termasuk basidiomycota, yaitu :
·                   Volvariella volvacea jamur merang untuk dimakan
·                   Auricularia polytrica jamur kuping untuk dimakan
·                   Pleurotes jamur tiram untuk dimakan
·                   Ustilago vireus parasit pada padi
·                   Ustilago maydis parasit pada jagung
Gambar 4. Basidiomycota
4.    Divisi Deuteromycota
Jamur ini biasa disebut sebagai jamur tidak sempurna karena belum diketahui reproduksi seksualnya sehingga reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan cara fragmentasi atau dengan konidium. Beberapa contoh spesies yang termasuk deuteromycota antaranya :
·                     Helminthosprium oryzae parasit pada padi
·                     Sclerotium rolfsii parasit pada bawang merah
·                     Monila sitophila jamur oncom untuk dimakan
·                     Tinea versicolor jamur panu
·                     Epidermophyton floocossum jamur kulit parasit pada kaki